Rabu, 16 November 2011

Sagita Live Ngebel Ponorogo JATIM



Bulan okteber kemarin sagita ngamen ke ngebel ponorogo jawa timur. Dalam shownya berjalan lancar dan menuntaskan 11 lagu yang dimuat dalam album sagita live ngebel.

Di bawah ini saya berikan link download lagu-lagu OM.sagita djanduth koplo saat manggung di ngebel ponorogo jawa timur. Dari 11 lagu yang ada sebagian adalah lagu-lagu yang bergenre asli campursari, namun dengan kreatifitas anak-anak sagita lagu campursaripun enak didengarkan dengan versi djanduth koplo.

Call Me - Eny sagita
Terkatung Katung - Sintya Kondang In
Bengawan Sore - Cak Rul
Secangkir Kopi - Budi
Ojo Sujono - Indah Andira
Lelaki Pacar mamaku - Rina Amelia
Nyidam sari - Rina Amelia
Ojo jaluk Pegat - Sintya & Cak Rul
Ilat Tanpo balung - Eny Sagita
Jangan Cintai Aku Lagi - Indah Andira
Gelang Alit - Rina Amelia

Kamis, 10 November 2011

Kompany: City Tak Gentar Siapapun



Kapten Manchester City, Vincent Kompany, mengklaim timnya tidak perlu khawatir terhadap rival-rivalnya usai meraih kemenangan tandang pertama dalam kualifikasi Grup A Liga Champions.

Kemenangan tandang pertama itu diperoleh City setelah berhasil mempermalukan Villarreal 3-0, Rabu (2/11/2011). Sebelumnya, City harus menerima kekalahan 0-2 saat bertandang ke Bayern Muenchen.

Kompany mengaku senang dengan performa timnya dalam pertandingan tadi. Apalagi, lanjut Kompany, City menjadi tim pertama asal Inggris yang meraih kemenangan di El Madrigal.

"Kami melakukan perubahan yang baik dan sesuai rencana. Kami tidak melakukan sesuatu yang gila. Kami bersabar dan itu berhasil. Aku pertahanan kami sangat kuat di Liga Champions. Kemudian, penyerang kami mematikan dan mereka telah melakukan pekerjaan yang luar biasa pada hari ini," beber Kompany kepada ITV.

"Kami menciptakan gol cepat pada setiap pertandingan dan mencetak banyak gol. Kerjsama tim sangat baik dan itu bagus. Kami bisa melakukan rotasi besar-besaran dan kami tidak lemah," sambungnya.

Kemenangan ini membuat City naik ke peringkat kedua dengan mengoleksi tujuh angka atau hanya terpaut tiga poin dari Bayern Muenchen di puncak klasemen.

Ronaldo: Yang Penting Madrid Lolos



Gelandang Cristiano Ronaldo mengaku tak memikirkan bahwa dua golnya ke gawang Lyon, Rabu (2/11/2011), adalah gol ke-99 dan ke-100-nya untuk Real Madrid. Menurutnya, yang penting adalah gol itu membawa Madrid menang 2-0 dan dengan begitu memastikan diri masuk 16 besar.

"Hal terpenting malam ini adalah tim meraih kemenangan. Pelatih kami mengatakan bahwa kami harus berusaha menang karena itu akan memastikan kami lolos ke 16 besar," ujar Ronaldo.

"Tadi itu adalah pertandingan sulit. Aku tak memikirkan gol untuk diriku sendiri. Bagiku, yang penting adalah gol itu membantu tim menang. Aku tak ingin membandingkan Madrid dengan Barcelona sekarang. Kami terus berada di jalan kami sendiri," tambahnya.

Kemenangan atas Lyon membuat Madrid menguasai klasemen dengan 12 poin atau unggul delapan angka dari Lyon di tempat ketiga. Dengan dua laga tersisa, Madrid dipastikan finis di dua besar.

Andik, dari Jualan Es sampai Jadi "Messi"



Mungil, cepat, lincah, tajam, penuh determinasi, dan pekerja keras. Selain Oktovianus Maniani, ciri-ciri ini juga mencerminkan sosok gelandang Tim Nasional U-23, Andik Vermansyah.

Aksinya yang brilian terlihat jelas saat membela Timnas U-23 saat melawan Kamboja di laga perdana SEA Games XXVI tahun 2011, Senin lalu. Dalam pertandingan yang berakhir dengan skor 6-0 untuk Indonesia itu, kecepatan dan kelincahan Andik mampu mengobrak-abrik pertahanan lawan hingga membuahkan satu gol dan memberikan satu umpan indah yang berujung pada gol terakhir untuk Indonesia.

Andik yang masuk menggantikan Ferdinand Sinaga pada menit ke-61 langsung menunjukkan kualitasnya sebagai pemain yang mengandalkan kecepatan. Pada menit ke-80, pemain bernomor punggung 21 ini berlari dengan sangat cepat sambil membawa bola dan berhasil melewati satu gelandang bertahan Kamboja ke dalam kotak penalti Kamboja.

Insting tajamnya pun bermain. Melihat celah yang terhampar, tanpa pikir panjang Andik segera menembakkan bola dengan keras dari kaki kanannya. Kiper Kamboja pun tak kuasa menahan bola yang melaju deras ke arah gawangnya.

Empat menit kemudian, aksinya kembali berbahaya. Menerima bola dari Stevie Bonsapia, Andik berlari seperti kijang meninggalkan para pemain lawan dan mendekati gawang Kamboja. Namun, meski berada dalam posisi yang memungkinkan untuk mencetak gol, pemain yang membela Persebaya 1927 ini justru tidak bersikap egois. Dia memberikan umpan kepada Ramdhani Lestaluhu yang berada dalam posisi lebih menguntungkan. Gol keenam untuk Indonesia pun tercipta.

Andik menyadari betul kelebihannya itu. Kecepatan menjadi andalan utamanya dalam bermain sepak bola. Namun, itu pun tidak diperolehnya dengan mudah. Pemain dengan tinggi badan 162 cm ini harus berlatih keras untuk sampai pada tingkat kecepatan tertingginya.

Latihan berlari tak hanya dilakukannya di lapangan. Andik biasa melakoni latihan berlari dengan menaiki tangga, baik tangga jembatan maupun tangga di mal. Pernah pula dia beradu cepat dengan taksi.

"Pernah waktu itu aku lomba sampai lima kali, setelahnya aku langsung muntah-muntah ha-ha-ha...," kata pria berusia 19 tahun ini sambil tertawa.

Kecepatan, kelincahan, dan kemampuan dribling yang di atas rata-rata membuat Andik mendapat julukan "Lionel Messi" dari Surabaya. Dia mengaku senang disamakan dengan Messi. Namun, dengan rendah hati, pemain yang justru mengidolakan Cristiano Ronaldo ini menekankan bahwa dirinya tak sehebat striker Argentina andalan Barcelona tersebut.

"Saat aku bermain, para Bonek selalu teriak 'Messi... Messi... Messi'. Saya senang dipanggil Messi, tapi kan beda jauh," ujarnya lugu.


Dari jualan es sampai SSB gratis

Andik kini berada di tim nasional, bermain di Stadion Utama Gelora Bung Karno dan berlaga untuk nama bangsa di kancah internasional. Namun, siapa sangka, langkah awalnya bermain bola tidak seindah saat ini. Dulu, untuk membeli sepatu sepak bola saja sulit.

Ayahnya, Saman, hanya seorang tukang bangunan. Sementara ibunya, Jumiah, hanya seorang tukang jahit. Orangtuanya yang berpenghasilan pas-pasan tak memiliki dana lebih untuk membantu Andik mewujudkan mimpinya. Maka, tak heran bila pada awalnya Andik tidak diizinkan menekuni sepak bola.

Namun, dorongan yang kuat membuat Andik tak mudah patah semangat. Dia pun berjuang sendiri demi mewujudkan mimpi jadi pemain sepak bola profesional. Berbagai upaya ditempuhnya, mulai dari jualan kue dan es hingga bermain sepak bola antarkampung (tarkam) ke luar Surabaya dilakoninya, hanya untuk bisa membeli sepatu bola.

Langkahnya menunjukkan titik terang ketika Pelatih SSB Suryanaga, Rudi, melihat bakat besarnya. Rudi pun menawarinya untuk menimba ilmu di sekolah sepak bola di Jember itu. Gratis.

"Waktu itu dia iseng nonton aku bermain dan dia bertanya kamu ikut SSB apa? Aku jawab, tidak ada. Aku pun diajak ke Suryanaga, gratis. Terus aku bilang kakak dan diizinkan," ungkapnya.

Ayah dan ibunya pun tak memiliki alasan untuk terus melarang. Mereka pun berbalik mendukung Andik hingga bermain untuk Persebaya Yunior dan berkarya di PON.


Selalu pikirkan masa depan

Anak bungsu dari empat bersaudara ini pun tak ragu menyebutkan bahwa kedua orangtuanyalah yang justru paling berjasa dalam kehidupannya. Mantan bintang kesebelasan PON Jawa Timur ini menilai sikap dan dukungan dari orangtuanya telah melecut dirinya untuk menjadi seorang Andik seperti sekarang ini.

Selain untuk masyarakat Indonesia, gol yang dicetaknya dalam pertandingan melawan Kamboja kemarin pun dipersembahkannya untuk ayah dan ibu tercinta. Menurutnya, orangtua selalu mendoakan yang terbaik baginya. Bahkan, rela berpuasa demi kesuksesannya. Maka, tak heran bila Andik selalu berusaha menyenangkan mereka.

"Alhamdulillah... Selama merantau di Surabaya, aku sudah membelikan rumah atas nama orangtuaku karena itu sudah menjadi janji dari batinku. Alhamdulillah juga, aku sudah memberangkatkan ibu pergi umrah. Insya Allah kalau ada rezeki mau naikkan haji kedua orangtua," ungkap Andik yang kabarnya pernah dilirik oleh pemain Portugal, Rui Costa.

Andik selalu diingatkan untuk tidak lupa diri meski kariernya kini tengah menanjak. Dia sudah memikirkan masa depannya. Selain berharap bisa terus berkiprah di dunia sepak bola sampai akhir hayatnya, penyuka tempe penyet ini berencana untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang perguruan tinggi dan berinvestasi dengan membangun rumah kos di Surabaya.

"Kalau ada rezeki mau bikin kos-kosan, buat masa depan. Aku selalu mikir masa depan karena aku melihat betapa sulitnya orangtua aku mencari uang," ujarnya singkat.



Data singkat Andik Vermansyah

Nama lengkap: Andik Vermansyah
Nama kecil/Panggilan: Andik
Tinggi Badan: 162 cm
Tempat/Tanggal Lahir: Jember, 23 November 1991
Klub: Persebaya Surabaya 1927
Posisi: Striker
Karier:
Klub Junior 2007- Persebaya Surabaya 2008 - PON Jatim 2008 - POM ASEAN

Klub Profesional 2008 - 2011 Persebaya Surabaya

Tim Nasional 2011 - Tim Nasional Indonesia U-23

Makanan kesukaan: Tempe penyet
Pemain idola: Bejo Sugiantoro dan Cristiano Ronaldo
Klub idola: Real Madrid dan Persebaya
Nama ayah: Saman
Nama ibu: Jumiah

Balotelli: City Tim Terkuat di Inggris



Penyerang Manchester City, Mario Balotelli, mengaku betah di Premier League dan tak merindukan Serie-A, yang telah membesarkan namanya. Menurutnya, ia berada di tim dan liga yang lebih baik dari Serie-A.

"Aku tak merindukan Serie-A sama sekali. Aku sangat senang di Inggris. Sepak bola Italia mengalami kemerosotan," ujar Balotelli.

"Premier League indah dan aku bermain untuk tim terkuat di Inggris. Aku ingin tetap di City. Aku tak melihat ada kemungkinan kembali bermain di Italia suatu hari nanti," tambahnya.

Sebelum bergabung dengan City, 2010 lalu, Balotelli tak pernah bermain di luar Italia. Meski begitu, proses adaptasinya bisa disebut berjalan dengan baik.

Setelah mencetak enam gol dalam 17 penampilan di Premier League 2010-2011, ia menciptakan lima gol dalam tujuh penampilan Premier League musim ini.

Mengingat Premier League baru mengarungi sebelas pertandingan, Balotelli berpeluang menutup musim ini dengan jumlah gol lebih banyak.

Singapura Siapkan Strategi Khusus Bungkam Indonesia



Timnas Indonesia U-23 tampil luar biasa saat membantai Kamboja 6-0 dalam laga perdana penyisihan Grup A cabang sepak bola SEA Games XXVI/2011. Sadar akan kehebatan Indonesia, Pelatih Timnas Singapura U-23 Pavkovic Slobodan harus menyiapkan strategi khusus untuk mengatasi "Tim Merah Putih", Jumat (11/11/2011).

"Saya akan menyiapkan strategi khusus," kata Slobodan seusai pertandingan melawan Kamboja tadi malam.

Slobodan harus menyiapkan strategi khusus karena Indonesia dinilainya memiliki banyak pemain luar biasa, berkualitas, dan tampil sangat baik sebagai sebuah tim.

"Indonesia mengejutkan saya. Kami menganalisis permainan Indonesia saat melawan Kamboja. Banyak sisi positif daripada negatif," ujar Slobodan.

Meskipun demikian, Slobodan menutup rapat strategi khusus yang akan diberikan kepada "The Young Lions". Bahkan, saat ditanya siapa pemain Indonesia yang perlu diwaspadai, Slobodan juga enggan menjawab.

"Saya tidak bisa bilang karena itu bagian dari strategi," tegas Slobodan.

Terlepas dari itu, Slobodan mengaku yakin timnya bisa menaklukkan Indonesia dalam pertandingan nanti. "Sangat penting bagi kami mendapatkan tiga poin untuk melangkah ke tahap berikutnya. Kita harus percaya bisa melakukan ini (meraih tiga poin) karena tanpa keyakinan tidak mungkin kita bisa meraih kemenangan. Lalu beberapa keuntungan, kita berharap pada beberapa keuntungan," ujarnya.

Jelang pertandingan nanti, Indonesia lebih diuntungkan ketimbang Singapura. Indonesia memiliki waktu pemulihan selama empat hari. Sementara Singapura praktis hanya memiliki waktu sehari untuk pemulihan.

"Ini tidak fair. Biasanya pemulihan membutuhkan waktu 40 jam. Mungkin saja ini menjadi masalah. Tapi saya berharap tidak," ujarnya.

Slobodan juga mengkiritik jadwal pertandingan yang akan digelar pukul 14.00 siang. "Semua tim akan bermasalah bila bermain siang. Bukan hanya Singapura. Saya tidak tahu apa alasannya pertandingan digelar siang," ujarnya

INDONESIA 6 - 0 CAMBODIA




SENAYAN (7 Nov 2011) – Hosts Indonesia showed no quarters on the night to whitewash Cambodia 6-0 in the second game of Group A of men’s football that was played at the Gelora Bung Karno Stadium tonight.

Needing a win to show their seriousness to win the gold medal at the biennial championship, the Indonesians raced to a four goal lead at the half before adding two further goals after the break.

In the first quarter of the match, the game could have gone either way with Indonesia looking for the spaces in between to prise open the Cambodian defence.

In the 17th minute, Cambodia even managed to put the goal at the back of the Indonesian net but it was called for off side.

And for a time at least Lee Tae Hoon, the chief coach of Cambodia, seems to have found the equation for consistency as their defence stood firm against the unnerving onslaught in front of thousands of the Indonesian faithful in the white and red.

But then, came the first goal.

Off a cross from the left in the 27th minute, the waiting Titus Bonai headed the ball down which totally caught the Cambodian keeper off guard before Patrich Wanggai then made it 2-0 with a superbly taken free kick.

Defender Gunawan Dwi Cahyo then nailed the third goal in the 37th minute when he nodded home the cross from Oktovianus Maniani as Patrich carved his second of the evening and Indonesia’s fourth with five minutes remaining of the first half.

Four goals behind at the half and everything seems to be working against Cambodia. But that did not force them to put every men they had behind the ball where they pressed the Indonesian defence hard.

And for a time, the Indonesians were back pedalling but for some good work off keeper Kurnia Meiga and also marshalling centre back Abdul Rahman to fend off the attacks.

But in the 81st minute, substitute Andik Vermansyah finally clinch the fifth goal for Indonesia with a stiff grounder as Ramdani Lestaluhu then rounded things off two minutes later.

With the win, Indonesia are perched at the top of the table with three points ahead of Singapore and Malaysia with one point each.